BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Modernisasi merupakan
sebuah transisi kebudayaan atau proses perubahan dari kebudayaan klasik yang
bisa dikatakan kebudayaan tradisional ke kebudayaan modern sesuai dengan
perkembangan zaman. Bukan berarti secara umum kebudayaan tradisional
hilang,tetapi mengalami percampuran akulturasi dari kebudayaan luar. Kebudayaan yang mengalami
proses perubahan tersebut salah satunya disebabkan oleh salah satu faktor
misalnya adanya modernisasi teknologi yaitu dimana teknologi yang digunakan
pada zaman dulu mengalami perubahan yang signifikan dan lebih praktis juga
canggih dalam mempermudah meringankan pekerjaan manusia. Oleh sebab itu, secara
tidak langsung teknologi tersebut mampu mempengaruhi sistem pola perilaku yang
berkaitan kebudayaan pada masyarakat pada umumnya, tidak menutup kemungkinan
differensiasi kebudayaan yang terjadi sekarang lebih terlihat istem kebudayaan
tertutup, kenapa dikatakan tertutup sedangkan tadi kebudayaan telah mengalami
perubahan, dari sinilah, saya akan mencoba membahas tentang persoalan yang
menyakut masalah diatas. Dilihat dari segi pengertiannya kebudayaan merupakan
suatu tradisi ataupun kekayaan identitas atau kebiasaan dari nenek moyang kita
yang sering kita lakukan karena adanya faktor rutinitas,juga kebiasaan yang
dianggap wajar dan universal karena dilakukan oleh beberapa orang yang sama
melakukan dan menganut kebiasaan tersebut.
Dilihat dari segi
fenomena yang terjadi, kebudayaan dikatakan tertutup karena dilihat dari segi
behaviour suatu masyarakat, suatu
masyarakat yang telah mengalami proses akulturasi kebudayaan cenderung
mempunyai sikap dan pola perilaku yang tertutup dari lingkungan
sekitarnya.dikatakan tertutup karena suatu pola perilaku masyarakatnya
dipengaruhi oleh salah satunya faktor teknologi, dimana sosialisasi suatu
masyarakat sekarang ini lebih pada menutup dirinya, misalnya adanya jejaring
sosial yang disebabkan adanya teknologi
, yang biasanya individu dengan individu lain berinteraksi dengan sesamanya
langsung face to face, sekarang lebih pada lewat teknologi, seakan teknologi
yang memisahkan kedekatan dan kebersamaan antar individu, ini membawa dampak
negatif pada masyarakat. Tidak jarang mereka tidak saling kenal tetangganya
sendiri apalagi didaerah perkotaan. Disamping itu, dengan adanya modernisasi
teknologi, tidak sedikit sikap dan pola perilaku masyarakat khususnya para
remaja mengalami decrease moralitas, dengan akses yang mudah karena adanya
teknologi,memang suatu pergaulan, jejaring sosial mudah mendapatkan dan
menambah teman tapi mereka lebih memanfaatkan jejaring sosial untuk hal yang
negatif yang dilakukan oleh oknum
tertentu. Tidak jarang dengan berinteraksi lewat dunia maya hasil olahan
teknologi tersebut, banyak orang khususnya para remaja yang terpengaruh pola
pikir dan perilaku karena orang yang mereka kenali padahal belum tentu asal dan
sifatnya juga identitas diri orang kenalan nya padahal apabila remaja ataupun
masyarakat lebih mampu memilih kebudayaan yang dulu, yaitu saling berinteraksi
secara langsung, akan lebih efektif dan aman, intinya kita harus bisa memilih
dan memilah mana yang terbaik bagi kebaikan pergaulan kita. Dengan cara itu,
apabila kita bisa memilih dan memilah mana yang baik, dampak dari inovasi
teknologi tersebut akan membawa dampak yang baik bagi kelangsunagn hidup kita,
misalnya dengan adanya teknologi yang modern kita bisa mengakses dengan mudah
alternatif yang kita pilih untuk mempermudah pekerjaan kita, dahulu dibidang
pertanian seorang petani akan menggunakan cangkul untuk proses penanaman dan
penggarapan lahan, tapi sekarang mereka akan lebih efektif dan efesien dengan
menggunakan alat seperti traktor dengna menghasilkan output yang optimal dengan
biaya yang minimalisasi. Dan banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat pada
umumnya. Kita juga tidak bisa menutup mata, dan harus mengakui bahwa teknologi
is important.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian dari teknologi beserta
inovasi yang berhubungan dengan teknologi?
Teknologi merupakan
alat ataupun sarana fasilitas penunjang yang bersifat elektronik bukan manual
hasil olahan tangan dan rancangan pola pikir manusia dalam mempermudah
meringankan beban pekerjaan mereka. Teknologi ada karenanya adanya perkembangan
ilmu pengetahuan dan adanya rasa ingin tahu merupakan kodrat maunsia yang terus
berpikir dengan adanya rasa tidak puas dengan memperoleh sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
Inovasi teknologi
merupakan pembaharuan dan penciptaan kreatifitas karena adanya penemuan baru
yang diciptakan oleh seorang ahli dibidang teknologi tersebut.seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi pun ikut menjadi salah satu kebutuhan
manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi pun beragam muncul dengan
inovasi pada fitur-fitur yang ada dan lebih banyak lagi kemudahan dan
kecanggihan yang ada pada teknologi tersebut.
b. Pengertian Modernisasi berkitan dengan
kebudayaan?
Pengertian Modernisasi
merupakan proses ataupun masa transisi dengan adanya perubahan yang disebabkan
Oleh adanya akulturasi
kebudayaan luar,sehingga berpengaruh terhadap kebiasaan yang ada pada
kebudayaan yang aslinya.
Pengertian kebudayaan
merupakan suatu kebiasaan yang dianggap memiliki historical ataupun dikatakan
sejarah karena mengandung unsur-unsur dari kebiasaan yang dilakukan oleh para
nenek moyang mereka dulunya.
Modernisasi sangat
berkaitan dengan kebudayaan, karena keduanya saling mempengaruhi salah satu
lainnya, tanpa modernisasi, kebudayaan akan berjalan ditempat walaupun terdapat
banyak dampak yang ditimbulkan dari modernisasi tersebut.
c. Dampak yang ditimbulkan oleh inovasi
teknologi?
Terdapat berbagai
dampak baik positif ataupun negative terhadap inovasi teknologi yang
diantaranya mempengaruhi berbagai kelangsungan hidup manusia, dimulai dari
berbagai kegiatan dan proses soaial lainnya yang berkaitan dengan
kebudayaan,hal itu semua membawa efek masing-masing terhadap perilaku dan pola
pikir masyarakat.
d. Dampak yang ditimbulkan oleh Modernisasi
kebudayaan?
Modernisasi mempunyai
pengaruh besar terhadap pola perilaku suatu masyarakat, diantaranya perubahan
pada sistem sosialisasi, proses interaksi sosial baik intern maupun ekstern
pada suatu masyarakat yang dapat mempengaruhi pada proses sosial,ekonomi dan
kebudayaannya.
e. Solusi yang ditawarkan terhadap
perubahan-perubahan inovasi teknologi dan modernisasi kebudayaan.
Memilih hal-hal yang
dianggap positif ataupun memilih informasi yang dihasilkan baik dari teknologi
Menggunakan teknologi
seefektif dan seefisien mungkin,jangan hanya mengikuti trends zaman
Mampu memfilter
kebudayaan luar yang masuk sesuai dengan jati diri kebudayaan bangsa sesuai
dengan pengamalan pancasila.
Mampu memciptakan
sebuah inovatif teknologi tidak hanya sebagai konsumen terhadap teknologi lain
tapi lebih bisa menjadi produsen pembuat teknologi agar lebih efektif.
C. Tujuan Penulisan
Memenuhi salah satu
persyaratan lomba karangan karya ilmiah yang berhubungan dengan kebudayaan dan
inovasi teknologi
Mengajak para pembaca
untuk dapat memanfaatkan teknologinya seefektif mungkin
Mengajak para pembaca
untuk bisa mencintai dan menjaga melestarikan kebudayaan sendiri
Mengajak pembaca untuk
lebih kreatif dan juga inovasi menciptakan sesuatu yang baru yang lebih produktif dan bermanfaat tentunya
Menyadarkan para
pembaca ataupun masyarakat untuk mampu membentengi dirinya dari budaya asing
yang masuk ke kebudayaan dan mempengaruhi kebudayaan kita
Mengajak para pembaca
ataupun masyarakat agar mampu memilih mana hal yang bermanfaat dari sebuah
teknologi.
D. Manfaat penulisan
Melatih kemampuan
menulis dan berpikir secara ilmiah dalam memecahkan suatu masalah
Melatih kemampuan
proses penyusunan penulisan sistematika karya ilmiah
Mampu memberikan sustu
solusi terhadap dampak dari inovasi teknologi
Mampu memberikan
pengetahuan tentang inovasi teknologi dan modernisasi kebudayaan
Memberikan penjelasan
dan juga gambaran tentang teknologi yang semakin berkembang di masyarakat
Memberikan penjelasan
dan gambaran tentang modernisasi yang berpengaruh di masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan
masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra
modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi
berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut.
a. Widjojo Nitisastro,
modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional
atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola
ekonomis dan politis.
b.
Soerjono
Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan
sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan
social planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar) Dengan dasar
pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian
sebagai berikut.
Modern berarti berkemajuan yang
rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara
menyeluruh dan merata.
Modern berarti berkemanusiaan dan
tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat.
Soerjono Soekanto
mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu
sebagai berikut.
a.
Cara
berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.
b.
Sistem
administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi
c.
Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan
teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
d.
Penciptaan
iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat-alat komunikasi massa.
e.
Tingkat
organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain
pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
f.
Sentralisasi
wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
a.
Teknologi
yang rumit dan mahal.
b.
Unsur budaya
luar yang bersifat ideologi dan religi.
c.
Unsur budaya
yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat
adalah sebagai berikut.
a.
Unsur yang
mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
b.
Teknologi
tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
c.
Pendidikan
formal di sekolah.
Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif
ataupun negatif terhadap perubahan Sosial dan budaya suatu masyarakat.Unsur
globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a.
Unsur yang
mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
b.
Teknologi
tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
c.
Pendidikan
formal di sekolah.
Dampak positif modernisasi dan
globalisasi tersebut sebagai berikut.
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak negatif modernisasi dan
globalisasi adalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Perubahan sosial budaya yang terjadi
dalam masyarakat, ada masyarakat yang dapat menerima dan ada yang tidak dapat
menerima. Masyarakat yang tidak dapat menerima perubahan biasanya masih
memiliki pola pikir yang tradisional. Pola pikir masyarakat yang tradisional
mengandung unsur-unsur dibawah ini:
1. bersifat sederhana,
2. memiliki daya guna dan produktivitas rendah,
3. bersifat tetap atau monoton,
4. memiliki sifat irasional, yaitu tidak didasarkan pada pikiran tertentu.
1. bersifat sederhana,
2. memiliki daya guna dan produktivitas rendah,
3. bersifat tetap atau monoton,
4. memiliki sifat irasional, yaitu tidak didasarkan pada pikiran tertentu.
Sedangkan perilaku masyarakat yang
tidak bisa menerima perubahan sosial budaya, di antaranya sebagai berikut.
1. Perilaku masyarakat yang bersifat tertutup atau kurang membuka diri untuk berhubungan dengan masyarakat lain;
2. Masih memegang teguh tradisi yang sudah ada;
3. Takut akan terjadi kegoyahan dalam susunan/struktur masyarakat, jika terjadi integrasi kebudayaan;
4. Berpegang pada ideologinya dan beranggapan sesuatu yang baru bertentangan dengan idielogi masyarakat yang sudah ada
1. Perilaku masyarakat yang bersifat tertutup atau kurang membuka diri untuk berhubungan dengan masyarakat lain;
2. Masih memegang teguh tradisi yang sudah ada;
3. Takut akan terjadi kegoyahan dalam susunan/struktur masyarakat, jika terjadi integrasi kebudayaan;
4. Berpegang pada ideologinya dan beranggapan sesuatu yang baru bertentangan dengan idielogi masyarakat yang sudah ada
Masyarakat tradisional cenderung
sulit menerima budaya asing yang masuk ke lingkungannya, namun ada juga yang
mudah menerima budaya asing dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan unsur budaya
asing tersebut membawa kemudahan bagi kehidupannya. Pada umumnya, unsur budaya
yang membawa perubahan sosial budaya dan mudah diterima masyarakat adalah,
jika:
1. unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar,
2. peralatan yang mudah dipakai dan memiliki manfaat,
3. unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut.
1. unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar,
2. peralatan yang mudah dipakai dan memiliki manfaat,
3. unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut.
Unsur budaya yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat adalah:
1. unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan,
2. unsur kebudayaan yang dipelajari taraf pertama proses sosialisasi.
1. unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan,
2. unsur kebudayaan yang dipelajari taraf pertama proses sosialisasi.
Sebaliknya, masyarakat modern yang
memiliki pola pikir yang berbeda. Unsur yang terkandung dalam pola pikir
masyarakat modern adalah:
1. bersifat dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman,
2. berdasarkan akal pikiran manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan efektivitas, serta
3. tidak mengandalkan atau mengutamakan kebiasaan atau tradisi masyarakat.
1. bersifat dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman,
2. berdasarkan akal pikiran manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan efektivitas, serta
3. tidak mengandalkan atau mengutamakan kebiasaan atau tradisi masyarakat.
. Pengertian
Teknologi dan inovasi pada teknologi
Teknologi tidak dapat hanya dipahami sebagai benda-benda konkret saja, seperti mesin, alat, perkakas dan lain sebagainya. Seperti terlihat dari awal katanya, teknologi adalah sebuah ilmu, yaitu ilmu untuk membuat suatu alat, perkakas, mesin atau bentuk-bentuk konkret lainnya (sebagai penerapan kaidah dan prinsip- prinsip ilmu pengetahuan) untuk memudahkan aktivitas atau pekerjaan manusia. Dengan demikian, teknologi itu, mempunyai empat komponen utama yaitu
1. Pengetahuan, yaitu seperangkat gagasan bagaimana mengerjakan sesuatu.
2. Tujuan, untuk apa “sesuatu” tersebut digunakan,
3. Aktivitasnya harus terpola dan terorganisasi, dan,
4. Lingkungan pendukung agar aktivitas itu dapat berjalan efektif.
Pada masa sekarang, prinsip teknologi sebagai alat (kepanjangan tangan) manusia masih terus berlanjut. Prinsip ini dapat dijumpai pada tang, obeng dan sepeda, meskipun nuansanya lebih canggih dari pada masa sebelumnya. Secara prinsip, bentuk maupun kegunaan, teknologi modern berkembang sangat pesat. Hal itu dikarenakan teknologi tersebut merupakan penerapan praktis prinsip-prinsip ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, bola lampu pijar dan telepon adalah penerapan praktis teori listrik Faraday dalam kehidupan sehari-hari.
Dari segi penggunaannya, teknologi ada yang bersifat individual dan ada pula teknologi yang bersifat kolektif. Tipe teknologi pertama dapat kita jumpai pada obeng, tang dan sepeda. Prinsip mana tipe teknologi ini adalah sebagai alat atau kepanjangan tangan manusia. Tangan kita, jelas sulit untuk mencabut paku atau menancapkan mur. Karena itu dibuatlah obeng dan tang untuk memudahkan pekerjaan. Demikian pula sepeda adalah alat untuk mempercepat perjalanan kita.
Sedangkan teknologi yang bersifat kolektif adalah teknologi yang dalam penggunaannya harus dilakukan secara bersama-sama. Televisi, baru bisa kita nikmati setelah dikelola secara kolektif. Ada acara yang disajikan. Harus ada stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut Penyusunan acara dan penyiaran acara televisi tersebut oleh stasiun televisi sudah tentu melibatkan banyak orang. Teknologi yang bersifat kolektif ini juga dapat dijumpai pada pabrik-pabrik yang menghasilkan satu barang. Dalam proses pembuatan mobil misalnya, secanggih apa pun sebuah teknologi yang dipergunakan harus melibatkan banyak orang. Ada sebagian orang yang memasang bagian tertentu dan sebagian lainnya mengecat; sementara yang lain melakukan finishing. Dengan kata lain, dalam proses teknologi yang bersifat kolektif tersebut terkaiterat dengan soal manajemen atau suatu sistem produksi.
Menurut Wiliam J. Stanton menjelaskan pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Jadi jika kita meninjau kembali maka pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.
Jadi disini teknologi dan pemasaran sebagai hal yang dapat dikaitkan sebagai pola yang saling memberi keuntungan satu sama lain. Jika tidak ada teknologi maka pemasaran akan menjadi terbelakang dan tidak akan maju untuk memenuhi tuntutan zaman. Maka dalam hal ini perlu adanya pengetahuan peran dan dampak teknologi dalam kaitannya di bidang pemasaran.
Teknologi tidak dapat hanya dipahami sebagai benda-benda konkret saja, seperti mesin, alat, perkakas dan lain sebagainya. Seperti terlihat dari awal katanya, teknologi adalah sebuah ilmu, yaitu ilmu untuk membuat suatu alat, perkakas, mesin atau bentuk-bentuk konkret lainnya (sebagai penerapan kaidah dan prinsip- prinsip ilmu pengetahuan) untuk memudahkan aktivitas atau pekerjaan manusia. Dengan demikian, teknologi itu, mempunyai empat komponen utama yaitu
1. Pengetahuan, yaitu seperangkat gagasan bagaimana mengerjakan sesuatu.
2. Tujuan, untuk apa “sesuatu” tersebut digunakan,
3. Aktivitasnya harus terpola dan terorganisasi, dan,
4. Lingkungan pendukung agar aktivitas itu dapat berjalan efektif.
Pada masa sekarang, prinsip teknologi sebagai alat (kepanjangan tangan) manusia masih terus berlanjut. Prinsip ini dapat dijumpai pada tang, obeng dan sepeda, meskipun nuansanya lebih canggih dari pada masa sebelumnya. Secara prinsip, bentuk maupun kegunaan, teknologi modern berkembang sangat pesat. Hal itu dikarenakan teknologi tersebut merupakan penerapan praktis prinsip-prinsip ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, bola lampu pijar dan telepon adalah penerapan praktis teori listrik Faraday dalam kehidupan sehari-hari.
Dari segi penggunaannya, teknologi ada yang bersifat individual dan ada pula teknologi yang bersifat kolektif. Tipe teknologi pertama dapat kita jumpai pada obeng, tang dan sepeda. Prinsip mana tipe teknologi ini adalah sebagai alat atau kepanjangan tangan manusia. Tangan kita, jelas sulit untuk mencabut paku atau menancapkan mur. Karena itu dibuatlah obeng dan tang untuk memudahkan pekerjaan. Demikian pula sepeda adalah alat untuk mempercepat perjalanan kita.
Sedangkan teknologi yang bersifat kolektif adalah teknologi yang dalam penggunaannya harus dilakukan secara bersama-sama. Televisi, baru bisa kita nikmati setelah dikelola secara kolektif. Ada acara yang disajikan. Harus ada stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut Penyusunan acara dan penyiaran acara televisi tersebut oleh stasiun televisi sudah tentu melibatkan banyak orang. Teknologi yang bersifat kolektif ini juga dapat dijumpai pada pabrik-pabrik yang menghasilkan satu barang. Dalam proses pembuatan mobil misalnya, secanggih apa pun sebuah teknologi yang dipergunakan harus melibatkan banyak orang. Ada sebagian orang yang memasang bagian tertentu dan sebagian lainnya mengecat; sementara yang lain melakukan finishing. Dengan kata lain, dalam proses teknologi yang bersifat kolektif tersebut terkaiterat dengan soal manajemen atau suatu sistem produksi.
Menurut Wiliam J. Stanton menjelaskan pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Jadi jika kita meninjau kembali maka pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.
Jadi disini teknologi dan pemasaran sebagai hal yang dapat dikaitkan sebagai pola yang saling memberi keuntungan satu sama lain. Jika tidak ada teknologi maka pemasaran akan menjadi terbelakang dan tidak akan maju untuk memenuhi tuntutan zaman. Maka dalam hal ini perlu adanya pengetahuan peran dan dampak teknologi dalam kaitannya di bidang pemasaran.
Peran Teknologi
Informasi Menunjang Aktivitas Masyarakat di Era Reformasi
Pada dasarnya Informasi
telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Masyarakat mengumpulkan dan
mengakses informasi untuk memenuhi kebutuhannya.gejala baru yang muncul saat
ini adalah meningkatkannya jumlah informasi yang dibutuhkan untuk mengambil
keputusan.gejala ini muncul karena perkembangan serta perubahan yang terjadi
pada masyarakat berjalan begitu secepat sehingga menuntut digunakannya
informasi yang lebih banyak,akurat,relevan,lengkap dan tepat waktu dibandingkan
dengan waktu sebelumnya dalam mendukung setiap keputusan yang diambil.
Memang untuk memutuskan
sesuatu saat ini memerlukan lebih banyak informasi dibandingkan dengan waktu
sebelumnya.
Inovasi teknologi
mempengaruhi berbagai bidang diantaranya:
Bidang Bisnis
Teknologi informasi telah
mengubah sistem bisnis diseluruh dunia.setiap perushaan besar atau kecil
menggunakan peralatan pengolah data ini untuk mengotomatisasikan perhitungan
bisnisnya.
Teknologi Informasi
sangat penting dalam menghadapi persainga global,karena setiap perusahaan
dituntut untuk efisien, efektif dan responsif dalam membuat barang dan jasa
dengan kualitas tinggi.
Bidang pendidikan
Pendidikan yang anda
peroleh belum lengkap tanpa mempelajari sesuatu tentang teknologi informasi.
Pelajaran Teknologi
informasi di lembaga-lembaga pendidikan
di indonesia saat ini tumbuh dengan pesat.
Seperti misalnya
pelajaran komputer tidak saja diajarkan kepada mahasiswa tapi juga kepada sekolah dasar karena adanya
perkembangan dan persaingan yang cukup pesat diera sekarang ini.
Bidang kedokteran
Teknologi informasi
membantu dari mendiagnosa penyakit sampai dengan mengontrol fungsi organ
pasien.
Beberapa aplikasi medis
yang menarik adalah penggunaan komputer untuk mengontrol fungsi organ pasien
ICU, Alat pendengaran (hearing aid) atau disebut juga Cochler Implant dan
Magnetic Resonance Imaging.
Bidang Permesinan dan
Arsitektur
Dibidang perancanggan
teknologi membantu merancang suatu produk.
Perancanggan produk
yang dibantu dengan teknologi informasi disebut computer Aided Design (CAD)
Seperti perancangan
rumah,mobil,dan lain-lain
Dibidang perindustrian
Teknologi informasi
membantu mengontrol segala sesuatu yang
vital di pabrik.
Dibidang Kemiliteran
Pengembangan teknologi
informasi (komputer) sering diawali untuk kepentingan militer.
Mengerti menggunakan
teknologi informasi akan membantu anda untuk mampu bersaing dipasar tenaga
kerja.
Teknologi informasi
Membantu anda dalam
melakukan pekerjaan lebih baik dan efisien.
Manfaat adanya
Teknologi Informasi pada Masyarakat.
Meningkatkan kesempatan
kerja
Mengerti menggunakan
teknologi informasi akan membantu anda untuk mampu bersaing dipasar tenaga
kerja
Meningkatkan
produktivitas
Teknologi informasi
membantu anda dalam melakukan pekerjaan lebih baik dan efisien.
Meningkatkan kemampuan
manusia
Dibidang SDM,TI
meningkatkan efisiensi dan mengatasi pekerjaan yang sulit dilakukan oleh
manusia
Dibidang hiburan
Dapat menjadi alat
bermain dengan menggunakan game.
Mengenal teknologi
informarsi.
Teknologi informasi
studi, perancangan, pengembangan, penerapan, dukungan, atau manajemen komputer
yang digunakan untuk sistem informasinya khususnya hardware dan software.
Komputer adalah alat
elektronik terbuat dari komponen yang berbeda dan dapat diperintah untuk
memproses data dengan berbagai cara.
Teknologi Informatika
Pengertian informasi,
Teknologi Informasi dan hubungannya dengan layanan informasi. Informasi adalah
benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan positif dan atau
sebaliknya. Informasi dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan
keputusan. Dengan demikian informasi memiliki kekuatan, baik yang membangun
maupun yang merusak.
Dalam prakteknya,
informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan (oral), tercetak
(printed), audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing memiliki ciri
khas, kelebihan dan kekurangan, sebagaimana tabel di bawah ini:
1.Sifat Informasi
Tercetak-Audio-AudioVisual
Tercetak Audio
Audio-Visual
- dapat dibaca, dimana
dan kapan saja
- dapat dibaca
berulang-ulang
- daya rangsang rendah
- pengolahan bisa
mekanis, bisa elektris
- biaya relatif rendah.
- Daya jangkau terbatas
- Dapat didengar bila siaran
- Dapat didengar
kembali bila diputar kembali.
- Daya rangsang rendah.
- Elektris.
- Relatif murah.
- Daya jangkau besar. -
Dapat didengar dan dilihat bila siaran.
- Dapat didengar dan
dilihat kembali bila diputar kembali.
- Daya rangsang sangat
tinggi.
- Sangat mahal.
- Daya jangkau besar,
kecuali bioskop.
Teknologi informasi
yang difungsikan untuk layanan informasi kepada masyarakat memungkinkan
terjadinya pertukaran informasi dalam waktu seketika tanpa dapat dibatasi oleh
ruang dan waktu. Hal ini tentu akan sangat mendukung suatu disiplin ilmu atau
suatu jenis pekerjaan yang memerlukan kecepatan akses informasi seperti
jurnalistik atau ekonomi. Jurnalistik merupakan jenis kerja yang mengutamakan
aktualitas/kecepatan; sedangkan pada bidang ekonomi/bisnis percepatan informasi
akan membawa pengaruh terhadap perolehan profit atau sebaliknya.
Sudah terbukti secara
nyata bahwa bidang pembangunan, perekonomian, bisnis, dan bidang lainnya tidak
akan mengalami kemajuan tanpa diimbangi dengan pencapaian kemajuan di bidang
teknologi informasi. John Naisbitt dan Patricia Aburdene (1984) telah
memprediksikan akan terbentuknya ekonomi global. Prediksi ini saat ini telah
menjadi kenyataan, misalnya saja pada saat ini seseorang yang tengah berada di
tengah hutan belantara di pedalaman Kalimantan dapat saja melakukan transaksi
dengan rekan bisnisnya yang ada di New York melalui komunikasi dengan telepon
satelitnya.
Oleh karena itu
pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan informasi kepada masyarakat
merupakan suatu keniscayaan. Sebab layanan informasi di masa sekarang ini tidak
akan membuahkan hasil yang maksimal jika tidak didukung oleh teknologi
informasi. Inilah kaitan erat antara teknologi informasi dengan layanan
informasi bagi masyarakat.
2. Hakikat pemberdayaan
masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
merupakan proses mengajak masyarakat agar mengetahui potensi yang dimiliki
untuk dikembangkan dan menemukenali permasalahan yang ada, agar bisa diatasi
secara mandiri oleh masyarkat itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat diupayakan
melalui kapasitas sumberdaya manusia agar dapat bersaing dan mempunyai
kesempatan berusaha untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga sehingga akan
tercapai ketahanan pangan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat adalah melalui layanan informasi
dengen memanfaatkan teknologi
informasi yang ada.
Upaya pemberdayaan
masyarakat telah mendapat perhatian besar dari berbagai pihak yang tidak
terbatas pada aspek pemberdayaan ekonomi sosial, tetapi juga menyangkut aspek
pemberdayaan di segala bidang. Pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian
akses bagi masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dalam memperoleh dan
memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan
politik. Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat amat penting untuk mengatasi
ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya
pengetahuan dan keterampilan, adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagaian
masyarakat, dan adanya keengganan untuk membagi wewenang dan sumber daya yang
berada pada pemerintah kepada masyarakat.
Potensi masyarakat
untuk mengembangkan kelembagaan keswadayaan ternyata telah meningkat akibat
kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Pada masa depan perlu dikembangkan lebih
lanjut potensi keswadayaan masyarakat, terutama keterlibatan masyarakat pada
berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan sosial, dan kepedulian
mayarakat luas dalam memcahkan masalah kemasyarakatan.
Potensi masyarakat
tersebut di atas, dalam hal ini diartikan sebagai “Masyarakat Berdaya” yang
perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara berkelanjutan. Keberdayaan
"Masyarakat Berdaya" dicirikan dengan timbulnya (1) kesadaran bahwa,
mereka paham akan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk tercapainya kualitas
lingkungan hidup yang dituntutnya. Kemudian, (2) berdaya yaitu mampu melakukan
tuntutan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat. Selanjutnya, (3) mandiri
dalam kemampuan berkehendak menjalankan inisiatif lokal untuk menghadapi
masalah lingkungan di sekitarnya. Dan, secara aktif tidak saja (4)
memperjuangkan aspirasi dan tuntutan kebutuhan lingkungan yang baik dan sehat
secara terus menerus, tetapi juga (5) melakukan inisiatif lokal.
Pemberdayaan adalah
suatu proses yang berjalan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Dalam proses tersebut
masyarakat bersama-sama:
1. Mengidentifikasi dan
mengkaji permasalahan dan potensinya.
2. Mengembangkan
rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian
3. Menerapkan rencana
tersebut
4. Secara terus-menerus
memantau dan mengkaji proses dan hasil kegiatannya (Monitoring dan Evaluasi /
M&E)
E. Beberapa kendala
penerapan layanan informasi untuk pemberdayaan masyarakat
Layanan informasi bagi
masyarakat yang diwujudkan dengan memfungsikan secara
optimal teknologi informasi
yang ada menurut M. Alwi Dahlan (1993) masih terkendala oleh beberapa hal, di
antaranya adalah:
1. Kesadaran informasi
masyarakat yang masih belum maksimal.
Kurangnya kesadaran
informasi terlihat dari peranan informasi dalam proses
melakukan pekerjaan
atau kegiatan. Informasi masih belum merupakan sesuatu yang dengan sendirinya
melekat pada setiap langkah. Dalam masyarakat kita sering terjadi bahwa yang
harus punya informasi belum tentu memilikinya, dan kalau memiliki belum tentu
dapat mencarinya (misalnya karena arsip tidak terpelihara).
2. Sikap terhadap
teknologi belum menunjang.
Masyarakat mungkin
telah membicarakan teknologi, tetapi pada umumnya belum diikuti penerimaan
sepenuh hati. Teknologi yang dikaitkan masyarakat dengan masyarakat informasi
pada umumnya adalah produk teknologi konsumen, itupun pada umumnya menyangkut
teknologi komunikasinsebagai penerima informasi,
bukan sebagai
pengolahnya.
Teknologi informasi
belum dapat dikatakan memasyarakat, bagaimanapun meluapnya perhatian terhadap
pameran komputer, tetapi orang banyak datang hanya untuk mengagumi berbagai
kecanggihan komputer itu. Meskipin jumlah pembeli komputer sudah meningkat,
tetapi fungsinya belum dapat dipahami dengan baik. Semua ini menunjukkan bahwa
sikap terhadap teknologi informasi belum positif.
3. Penggunaan teknologi
informasi belum merata, apalagi mengakar dalam kehidupan masyarakat.
Banyak orang yang sudah
mulai menggunakan komputer tetapi sebagian besar
terlihat belum
memanfaatkannya secara efisien, jauh di bawah kemampuan dan fungsinya.
Penggunaan yang kurang efisien ini bukan hanya terjadi pada masyarakat biasa,
bahkan beberapa organisasi/institusi yang seharusnya merupakan perintis
masyarakat informasi terlihat masih berada pada tahap awal dalam melembagakan pemanfaatan
teknologi informasi.
4. Penerapan budaya
informasi belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan nasional.
Pada negara berkembang
yang tak akan pernah kecukupan anggaran, pembudayaan
suatu teknologi sangat
bergantung pada kebijakan dan prioritas pemerintah. Dalam hal ini sebagai
contoh, terlihat betapa cepatnya teknologi televisi membudaya, sejak pemerintah
memutuskan untuk mempergunakan Satelit Palapa.
Keempat item mengenai
pemanfaatan teknologi informasi tersebut di atas dapat menjadi kendala untuk
mewujudkan layanan informasi bagi masyarakat.
Bagaimanapun layanan
informasi gencar dilakukan oleh pemerintah, tetapi jika di tengah-tengah
masyarakat sendiri belum tercipta suatu kondisi "kesadaran informasi"
yang menyeluruh tentu layanan informasi yang sedang digalakkan oleh pemerintah
tidak akan membuahkan hasil secara optimal.
Untuk mengatasi
beberapa kendala di atas, agar layanan informasi yang dilakukan oleh pemerintah
dapat lebih berguna bagi upaya untuk memberdayakan masyarakat, maka sebagai alternatif
dapat dilakukan beberapa langkah yaitu:
1. Menentukan konsep
nasional mengenai masyarakat informasi Indonesia yang diinginkan, dengen
mempertimbangkan perkembangan masyarakat dan budaya sendiri ke masa depan tanpa
melepaskan diri dari negara maju. Konsep ini perlu dijabarkan dalam kebijakan
yang menjadi pegangan dalam pemilihan, penerapan, dan pembudayaan teknologi
secara luas, termasuk pendidikan dan sebagainya.
2. Meningkatkan
kesadaran berinformasi dan sikap yang positif terhadap informasi dalam segala
bidang, yang menjadi dasar bagi pembudayaan teknologi informasi.
Upaya ini perlu
dipadukan kedalam segala sektor dan program secara luas, sehingga "bendera
informasi dapat berkibar di semua tiang, tidak terbatas pada tiang
informatika". Memberi prioritas kepada institusi/pranata yang strategis
untuk
menunjang pembentukan
masyarakat informasi.
3. Merubah citra
teknologi dan teknologi informasi, sehingga dapat diterima dengan wajar dan
akrab oleh pemakai yang lebih luas dan masyarakat umum Indonesia.
Citra/persepsi baru tersebut dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi
persyaratan yang mendorong adopsi inovasi, yaitu:
- Manfaat komparatif
dengan praktek/kebiasaan yang ada
- Keserasian dan
keselarasan (compatibility) dengan nilai-nilai, pengalaman, dan kebutuhan
masyarakat
- Kesederhanaan,
keakraban, dan kemudahan pemakaian
- Ketersediaan;
kemungkinan bagi orang banyak untuk mencoba dalam situasi yangdikehendakinya
- Pembuktian;
masyarakat dapat mengamati keberhasilan danmanfaat penerapan tersebut dalam
lingkungannya (Dahlan, 1993: 6).
F. Optimalisasi layanan
informasi untuk pemberdayaan masyarakat
Menurut Wikipedia
Indonesia, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat
didefinisikan sebagai
segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa
publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau
pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pelayanan publik
atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi
privat, adalah semua
penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti
misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta.
2. Pelayanan publik
atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi
publik. Yang dapat
dibedakan lagi menjadi : a. Yang bersifat primer dan,adalah semua penyediaan
barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya
pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak
mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi,
pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.
b. Yang bersifat
sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak
harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan. Salah
satu bentuk pelayanan publik yang tidak kalah pentingnya di antara jenis-jenis
pelayanan publik lainnya adalah layanan informasi kepada publik. Sebagaimana
diuraikan di muka, pelayanan publik dalam bentuk layanan informasi dapat berupa
layanan informasi yang menggunakan berbagai macam produk teknologi informasi,
baik media tercetak, audio, audio visual, internet dan sebagainya
Berkaitan dengan
pemanfaatan internet sebagai media layanan informasi ini, pemerintahan di
seluruh dunia pada saat ini menghadapi "tekanan" dari berbagai pihak
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi aktif
dalam pemberian informasi bagi masyarakat serta dituntut untuk lebih efektif.
Hal ini menyebabkan
eGovernment atau pemerintahan berbasis elektronik semakin berperan penting bagi
semua pengambil keputusan. Pemerintah Tradisional (traditional government) yang
identik dengan paper-based administration mulai ditinggalkan. Transformasi
traditional government menjadi electronic government
(eGovernment) menjadi
salah satu isu kebijakan publik yang hangat dibicarakan saat ini. Di Indonesia
eGovernment baru dimulai dengan inisiatif yang dicanangkan beberapa tahun lalu.
Berdasarkan definisi
dari World Bank, eGovernment adalah penggunaan teknologi informasi oleh
pemerintah (seperti: Wide Area Network, Internet dan mobile computing) yang
memungkinkan pemerintah untuk mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia
bisnis dan pihak yang berkepentingan.
(www.worldbank.org).
Dalam prakteknya, eGovernment adalah penggunaan Internet untuk melaksanakan
urusan pemerintah dan penyediaan pelayanan publik yang lebih baik dan cara yang
berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Internet merupakan
salah satu dari sarana layanan informasi yang dapat dimanfaatkan untk
memberdayakan masyarakat, di samping internet masih banyak lagi produk
teknologi informasi yang dapat diarahkan kegunaannya untuk melaksanakan
program-program pemberdayaan masyarakat.
Pemanfaatan teknologi
informasi untuk pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Roger Harris dalam bukunya yang berjudul Information and Communication
Technologies for Poverty Alleviation (2004), mencatat sekurangnya
12 strategi pemanfaatan
teknologi informasi yang dapat dimaksimalkan dampaknya untuk memberdayakan
masyarakat, yaitu:
1. Mendistribusikan
informasi yang relevan untuk pembangunan;
2. Memberdayakan
masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged) dan terpinggirkan
(marginalized);
3. Mendorong usaha
mikro(fostering microentrepreneurship);
4. Meningkatkan layanan
informasi kesehatan jarak jauh (telemedicine);
5. Memperbaiki
pendidikan melalui e-learning dan pembelajaran-seumur-hidup (life-long
learning);
6. Mengembangkan
perdagangan melalui ecommerce;
7. Menciptakan
ketataprajaan (governance) yang lebih efisien dan transparan melalui
egovernance;
8. Mengembangkan
kemampuan;
9. Memperkaya
kebudayaan;
10. Menunjang
pertanian;
11. Menciptakan
lapangan kerja (creating employment); dan
12. Mendorong
mobilisasi sosial.
Menurut hemat penulis
untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi sebagai sarana layanan
informasi untuk memberdayakan masyarakat, maka perlu dilakukan beberapa langkah
strategis di antaranya adalah:
1. Meningkatkan
partisipasi dan kesadaran masyarakat akan manfaat teknologi informasi. Dengan
menyadari akan manfaat teknologi informasi, maka diharapkan masyarakat akan
mampu menyerap berbagai informasi penting sehingga mendorong masyarakat untuk
secara sadar melakukan kegiatan-kegiatan partisipatif yang mengarah kepada
terbentuknya "masyarakat berdaya" di segala bidang. Peningkatan
kesadaran ini dilakukan
melalui penyelenggaraan aktivitas seperti seminar,
kampanye melalui media
massa, focus group discussion, konsultasi partisipatif, dan
lain-lain.
2. Menyediakan akses
informasi. Penyediaan informasi ini haruslah informatif dan layanan yang
relevan untuk masyarakat. Agar dapat berjalan berkesinambungan, masyarakat
haruslah dapat merasakan manfaat yang dapat diambil dari akses informasi yang
diberikan. Manfaat ini secara ekonomis dapat dirasakan melalui
peningkatan penghasilan
atau mengurangi pengeluaran. Oleh karena itu, informasi atau layanan yang
diberikan haruslah tepat sasaran dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (demand
driven), diolah dalam format yang sederhana, bahasa yang dimengerti, serta
disebarkan dengan media komunikasi yang biasa digunakan, seperti papan
pengumuman desa, pengeras suara, penyuluhan desa, radio komunitas, atau medium
lain yang sesuai dengan konteks lokal.
3. Membangun kemitraan
antara masyarakat dan penyedia layanan informasi.
Penggalangan kemitraan
adalah bagian penting dari program layanan informasi dan dimaksudkan terutama
untuk mendukung pengembangan kemampuan masyarakat.
Kemitraan ini dilakukan
dengan semua pihak dari berbagai sektor, misalnya dengan departemen dan
institusi kesehatan, pendidikan, industri, dan pertanian untuk mempromosikan
pengembangan materi (content development) dan layanan informasi untuk orang
miskin. Sebaliknya, pihak departemen dan instansi juga dapat dimudahkan
tugasnya dengan pengadaan sarana layanan umum/publik melalui layanan informasi
untuk disampaikan secara elektronik (online atau e-services).
Dari beberapa gagasan
di atas diharapkan penyelenggaraan layanan informasi kepada masyarakat dapat
mencapai sasaran secara tepat guna. Dengan melibatkan masyarakat dalam
penyelenggaraan layanan informasi, penyediaan layanan informasi secara
menyeluruh, dan membangun hubungan kemitraan antara
penyedia layanan
informasi dengan masyarakat diharapkan akan memberikan nilai positif dan
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat di segala bidang, dan pada
akhirnya terciptalah suatu kondisi di mana masyarakt terbentuk menjadi
"masyarakat berdaya" yang di antaranya memiliki sikap-sikap
keberdayaan seperti:
(1) memiliki kesadaran
akan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat, memiliki sikap kemandirian
dalam kemampuan berkehendak menjalankan inisiatif lokal untuk menghadapi
masalah lingkungan di sekitarnya, (3) mampu memperjuangkan aspirasi dan
tuntutan kebutuhan lingkungan yang baik dan sehat secara terus menerus, serta
(4) mampu melakukan inisiatif lokal yang menunjukkan diri sebagai warga
masyarakat yang memiliki ciri keberdayaan di segala bidang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan yang dimilikinya.Perkembangan teknologi yang terus
berkembang membuat massyarakat dalam menjalankan kehidupannya menjadi semakin
maju dan tidak gagap teknologi. Artinya dapat mengikuti perubahan zaman yang
terjadi yang ditandai dengan adanya perubahan dan pengembangan teknologi yang
berproses secara bertahap.
Dampak negatif atau
dampak yang kurang baik bagi teknologi dibidang pemasaran salah satunya adalah
adanya kesenjangan sosial. Dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan
ketidaksamaan pemerataan peranan teknologi sangat besar, karena perkembangan
teknologi berkaitan erat dengan stratifikasi sosial. Dalam hal ini surplus
ekonomi dalam kaitannya dengan pemasaran dianggap berkaitan erat dengan perkembangan
teknologi.
Jaringan Komunikasi
Penggunaan sarana
telekomunikasi saat ini menjadi sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari
maupun dala dunia bisnis.perusahaan tanpa memiliki fasilitas telekomunikasi
akan mengalami kesulitan dalam mengirimkan data dari satu lokasi ke lokasi
lain.kesulitan dalam mengirimkan data ini akan mengakibatkan kesulitan dalam
mengolah data menjadi informasi sehingga pada akhirnya akan menyulitkan pula
bagi manajemen suatu perusahaan dalam mengambil keputusan.
Jaringan telekomunikasi
saat ini menghubungkan beberapa daratan beberapa lautan untuk memindahkan data
dalam jumlah besar.esensi dari telekomunikasi adalah pengurangan waktu dan
ruang.
Definisi budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme
kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan
kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya
dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan
nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk
memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
2. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
3. Cara pandang terhadap kebudayaan
3.1 Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
3.1 Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas
yang “elit” seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau
mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk
menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat
bahwa musik klasik adalah musik yang “berkelas”, elit, dan bercita rasa seni,
sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan
ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah
“berkebudayaan”.
Orang yang menggunakan kata “kebudayaan” dengan cara ini tidak percaya
ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu
dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang
ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang
“berkebudayaan” disebut sebagai orang yang “tidak berkebudayaan”; bukan sebagai
orang “dari kebudayaan yang lain.” Orang yang “tidak berkebudayaan” dikatakan
lebih “alam,” dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan
tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran “manusia alami” (human
nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan
antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu
-berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan
dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan “tidak alami”
yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik
tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap
mengekspresikan “jalan hidup yang alami” (natural way of life), dan musik
klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara
kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka
menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap “tidak elit” dan
“kebudayaan elit” adalah sama – masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan
yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan
sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang
atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
3.2 Kebudayaan sebagai “sudut pandang umum”
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata
kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka
mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari
evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan – kelompok dengan perilaku yang sedikit
berbeda dari kebudayaan induknya – mulai dijadikan subyek penelitian oleh para
ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan
perusahaan – perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat
bekerja.
3.3 Kebudayaan sebagai Mekanisme
Stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
4. Penetrasi kebudayaan
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
4.1 Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
4.1 Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi,
Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga
membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya,
bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli
Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua
kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat
berbeda dengan kebudayaan asli.
4.2 Penetrasi Kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar