PENGERTIAN DAN HAKIKAT PENDIDIKAN
Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Dasar-Dasar Kependidikan
Dosen : H. Ahmad Sukandar, S.Ag. M.M.Pd
Disusun
Oleh ; Kelompok 1
Nama :Muhammad Rif’at
Nim
: 21030802101030
Nama : Imron Rosadi
Nim : 21030802101026
Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama
Islam
Universitas
Islam Nusantara 2011
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ………..……………………………………………………………....
1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan
Penulisan …………………………………………………………………… 2
BAB II PENGERTIAN DAN
HAKIKAT PENDIDIKAN
A. Definisi
Pendidikan Secara Luas……………………………………………. 3
1.
Pendidikan
2.
Karakteristi
khusus
3.
Pendukung.
Kaum Humanis Romantik
B. Definisi
Pendidikan Secara Sempit ………………………………………… 4
1.
Pendidikan
2.
Karakteristi
khusus
3.
Pendukung.
Kaum behavioris.
C. Definisi
Pendidikan Secara Alternatif Atau Luas Terbatas……………….. 6
1.
Pendidikan
2.
Karakteristik
khusus
3.
Tujuan
4. Pendukung.
Kaum humanis Realistik dan realism kritis
D. Hakikat
Pendidikan…………………………………………………………. 7
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………………………… 9
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohim
Alhamdulillah, kita panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya .
Sholawat serta salam semoga tetap
di limpahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari
jaman jahiliah menuju jaman yang penuh cahaya, yakni “ islam” yang senantiasa
di ridhoi Allah SWT.
Dalam penyeleseyan makalah ini,
penulis banyak bantuan dari berbagai pihak, maka dengan penuh santun dan hormat
penulis banyak mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu dosen
dan teman teman yang telah membantu penulisan.
Dalam penulisn makalah ini, penulis
masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan saran dan keritik yang bersipat membangun dari berbagai
pihak untuk menyempurnakan makalah akhir yang sederhana ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf
afabila ada kesalahan dan kehilafan, semoga laporan ini dapat menambah
kehasanah atau cakrawala pemikiran penulis khususnya dan pembaca pada umumnya,.
Atas perhatiannya “ Jazakumullah Ahsanal Jaza’……..Amin”.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Proses
pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah manusia dan
berkembang sejalan dengan perkembangan social budaya manusia itu sendiri di
atas permukaan bumi. Penciptaan manusia sebagai subjekl sejarah dengan tugas
sebagai khalifah untuk menciptakan sejarah bumi, kemudian proses pendidikan di
mulai oleh alloh kepada nabi Adam dengan mengajarkan nama-nama benda.
Setelah nabi
Adam berada di bumi, Alloh menurunkan petunjuk-petunjuk guna menjaga dan
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan social budaya tersebut, agar tidak
menyimpang dari tujuan penciptaan alam dan manusia itu sendiri.
pendidikan merupakan
faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan
dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang
pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi
penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Reformasi
pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu
upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber
daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui
reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan
jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh
potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
Defenisi Maha Luas Pendidikan ?
2. Apa
Defenisi Sempit Pendidikan?
3. Apa
Defenisi Alternatif Pendidikan ?
4. Apa
Hakikat Pendidikan ?
C.
TUJUAN
PENUSILAN
1. Mengetahui
Arti Pendidikan Secara Luas.
2. Mengetahui
Arti Pendidikan Secara Sempit.
3. Mengetahui
Arti Pendidikan Secara Alternatif.
4. Mengetahui
Hakikat Pendidikan.
BAB
II
PENGERTIAN
DAN HAKIKAT PENDIDIKAN
A. Definisi
Pendidikan Secara Luas
1. Pendidikan adalah
segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan hidup.
2.
Karakteristi
khusus
a. Masa
mendidik. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada
pengaruh lingkungan.
b. Lingkungan pendidikan.
Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang khusus diciptakan
untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya.
c. Bentuk kegiatan.
Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tidak sengaja sampai dengan
terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar dalam hidup.
Pendidikan berlangsung dalam beraneka ragam bentuk, pola, dan lembaga.
Pendidikan dapat terjadi sembarangan, kapan dan dimanapun dalam hidup.
Pendidikan lebih berorientasi pada peserta didik.
d. Tujuan.
Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan
dari luar tujuan pendidikan adalah pertumbuhan. Tujuan adalah sama dengan
tujuan hidup.
3.
Pendukung.
Kaum Humanis Romantik
a. Kaum
Humanis romantic (seperti: John Holt, William Glasser,Jonathan kozol dan
sebagainya) dan kaum pragmatic (seperti: John Dewey,William Heard, Kilpatrick
dan sebagainya) cendrung mendefinisikan pendidikan dalam arti maha luas, dan
mengencam praktek pendidikan di sekolah yang diselenggarakan pada zamannya.
Karena di sekolah berlangsung dehumanisasi Proses pengikisan Martabat Manusia.
Sekolah terasing dari kehidupan nyata. Pola hubungan guru dengan murid adalah
otoriter, sehingga kurang berlangsung perkembangan individu secara optimal.
b. Kencaman
datang dari ivan illich, dia mempunyai gagasan yang terang-terangan mengutuk
pendidikan yang dilembagakan dalam bentuk sekolah. Dalam kencaman itu ivan
yakin bahwa sekolah-sekolah dengan sendirinnya menjadi tidak memadai dan hanya
mendorong kepada mengasingkan siswa dari hidup.selanjutnya d8ia yakin dengan
peniadaan sekolah dalam masyarakat akan menjamin siswa dapat memperoleh
kebebasan dalam belajar tanpa harus memperjuangkan untuk memperolehnya dari
masyarakat. Iva Illich pun berpendapat bahwa suatu system pendidikan yang baik
harus mempunyai tiga tujuan, yaitu: 1) member kesempatan kepada semua orang
untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat. 2)
memungkinkan semua orang yang ingin memberikan oengetahuan mereka kepada orang
lain dapat dengan mudah melakukannya, demikian pula bagi yang ingin
mendapatkannya. 3) menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan
pendidikan.
B. Definisi
Pendidikan Secara Sempit
1. Pendidikan
adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
Formal dan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak didik yang
diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas social mereka.
2.
Karakteristik
khusus
a. Masa Pendidikan.
Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas, yaitu masa anak dan remaja.
b. Lingkungan pendidikan.
Pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang diciptakan khusus untuk
menyelenggarakan pendidikan. Secara tekhnis pendidikan dilakukan di kelas.
c. Bentuk kegiatan.
Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum. Kegiatan
pendidikan lebih berorientasi pada kegiatan guru sehingga guru mempunyai
peranan yang sentral dan menentukan. Kegiatan pendidikan terjadwal, tertentu
waktu dan tempatnya.
d. Tujuan.
Tujuan pendidikan pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu untuk mempersiapkan
hidup.
3.
Pendukung.
Kaum behavioris.
a. Kaum
behavioris ( misalnya: B.Watson, B.F Skinner,Lester Frank Ward dan sebagainya)
cendrung mendefinisikan pendidikan dalan arti sempit.mereka mempunyai pandangan
yang optimis terhadap peranan sekolah dalam menyelanggarakan pendidikan dan
pesimis pendidikan yang tidak dilembagakan.selanjutnya ada tiga prinsip utama
mendasari sekolah dalam menyelanggarakan proses rekayasa pengubahan tingkah
laku..yaitu: 1. Pembentukan pola tingkah laku seseorang sangat kuat dipengaruhi
oleh lingkungan. 2. Pendidikan di sekolah merupakan rekayasa perubahan pola
tingkah laku yang terprogram secara cermat. 3. Masa depan sekolah sebagai
lembaga perekayasa pola tingkah laku yang terprogram adalah cerah karena
mempunyai peranan yang besar dalam mencapai kemajuan.skinner menyatakan : pengaruh- pengaruh lingkungan membentuk kita
seperti apa yang ada sekarang ini. Dia juga menyatakan bahwa kita, dan
sebagian besar lingkungan membentuk kita seperti apa yang dapat kita capai
sekarang ini. Meskipun demikian, kita selalu dapat mempengaruhi kita. Kita
sekaligus di control dan pengontrol. Pada akhirnya kita mencapai keadaan yang
lebih baik apabila kita memahami hal tersebut dan perilaku kita aktif
mengikutinya.
b. Optimisme
kaum behaviorisme terhadap keberadaan dan peranan sekolah dalam masyarakat modern
tidak terlepas dari optimise yang kuat terhadap ilmu dan ilmu dan tekhnologi
dalam membangun masyarakat modern. Mereka adalah penganut paham scientism yang mempunyai kepercayaan
kuat terhadap keampuhan ilmu dan tekhnologi bagi pembangunan kehidupan manusia
yang lebih baik.sekolah merupakan lingkungan buatan manusia yang diciptakan dan
di control dalam bentuk rekayasa pengubahan pola tingkah laku berdasarkan
prinsip-prinsip kerja ilmiah dan tekhnologi, dengan misi melaksanakan dan
mengembangkan semangat dan konsep-konsep ilmu dan teknologi dalam diri
individu sehingga menghasilkan
tenaga-tenaga berkompetensi atau
berkemampuan kerja produktif. Dengan demikian sekolah sebagai lingkungan buatan
manusia yang diperlukan di dalam membangun masyarakat, menuju kehidupan yang
lebih baik. Optimisme terhadap peranan sekolah dinyatakan pula oleh Lester
Frank Ward dia menyatakan: setiap anak
dilahirkan di dunia, hendaknya di pandang oleh masyarakat ibarat bahan mentahan
yang harus diolah dalam pabrik alam tidak dapat di andalkan untuk mengembangkan
kemampuan individu. Pengembangan
kemampuan individu harus direncanakan dan sebagian besar rencan tersebut harus
dilaksanakan dalam suatu sekolah yang baik.
C. Definisi
Pendidikan Secara Alternatif Atau Luas Terbatas
1. Pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah,
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah
dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.
2. Karakteristik
khusus
a. Masa
pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup, yang kegiatan-kegiatannya
tidak berlangsung sembarang tetapi pada saat tertentu.
b. Lingkungan
pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam sebagian dari lingkungan hidup.
Pendidikan tidak berlangsung dalam lingkungan hidup yang tergelar dengan
sendirinya. Lingkungan alam sekitar yang alami tidak merupakan lingkungan
pendidikan. Pendidikan hanya berlangsung dalam lingkungan hidup kultural.
c. Bentuk
kegiatan. Pendidikan dapat berbentuk pendidikan formal, pendidikan informal,
dan pendidikan nonformal. Kegiatan pendidikan dapat berbentuk bimbingan,
pengajaran dan latihan. Pendidikan selalu merupakan usaha dasar yang tercakup
didalamnya usaha pengelolaan pendidikan, baik dalam bentuk pengelolaan
pendidikan nasional maupun satuan pendidikan serta usaha melaksanakan kegiatan
pendidikan.
3. Tujuan.
Tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan pendidikan yang bersipat
pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi yang optimal dengan tujuan-tujuan
social yang bersifat manusia seutuhnya yang dapat memainkan peranannya sebagai
warga dalam berbagai lingkungan persekutuan hidup dan kelompok sosial.
4. Pendukung.
Kaum humanis Realistik dan realism kritis
a. Kaum
humanis realistic misalnya: Edgar Faure, Felipe Herrera dan sebagainya dan juga
kaum realism kritis misalnya stella van petten Henderson, Immanuel kant dan
sebagainya cenderung menjawab pertanyaan apakan pendidikan dalam bentuk
definisi alternative. Mereka cenderung mengambil jalan tengah dari devinisi
pendidikan yang maha luas dan yang sempit, Edgar faure merumuskan makna
pendidikan sebagai usaha memaksimalkan peranan pengajaran disekolah dan
pendidikan diluar sekolah.
b. Pendekatan
dialektis dalam merumuskan makna pendidikan, Henderson mencoba memadukan
pengertian pendidikan sebagai pengembangan potensi-potensi yang terdapat dalam
diri seseorang, dan pendidikan sebagai warisan social dari generasi tua kepada
generasi muda.
D. Hakikat
Pendidikan
Apa sih hakikat pendidikan? Apakah tujuan yang
hendak dicapai oleh institusi pendidikan?Agak miris lihat kondisi saat ini.
Institusi pendidikan tidak ubahnya seperi pencetak mesin ijazah. Agar laku,
sebagian memberikan iming-iming : lulus cepat, status disetarakan, dapat
ijazah, absen longgar, dsb. Apa yang bisa diharapkan dari pendidikan kering
idealisme seperti itu. Ki hajar dewantoro mungkin bakal menangis lihat kondisi
pendidikan saat ini. Bukan lagi bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
(seperti yang masih tertulis di UUD 43), tapi lebih mirip mesin uang yang
mengeluarkan produk yang sulit diandalkan kualitasnya.
Pendidikan lebih
diarahkan pada menyiapkan tenaga kerja "buruh" saat ini. Bukan lagi
pemikir-pemikir handal yang siap menganalisa kondisi. Karena pola pikir
"buruh" lah, segala macam hapalan dijejalkan kepada anak murid. Dan
semuanya hanya demi satu kata : IJAZAH! ya, ijazah, ijazah, ijazah yang
diperlukan untuk mencari pekerjaan. Sangat minim idealisme untuk mengubah kondisi
bangsa yang morat-marit ini, sangat minim untuk mengajarkan filosofi kehidupan,
dan sangat minim pula dalam mengajarkan moral.
Apa sebaiknya hakikat
pendidikan? saya setuju dengan kata mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi, ini
masih harus diterjemahkan lagi dalam tataran strategis/taktis. kata
mencerdsakan kehidupan bangsa mempunyai 3 komponen arti yang sangat penting :
(1) cerdas (2) hidup (3) bangsa.
1. Tentang
Cerdas
Cerdas
itu berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
real. Cerdas bukan berarti hapal seluruh mata pelajaran, tapi kemudian
terbengong-bengong saat harus menciptakan solusi bagi kehidupan nyata. Cerdas
bermakna kreatif dan inovatif.Cerdas berarti siap mengaplikasikan ilmunya.
2. Tentang Hidup
Hidup
itu adalah rahmat yang diberikan oleh Allah sekaligus ujian dari-Nya. Hidup itu
memiliki filosofi untuk menghargai kehidupan dan melakukan hal-hal yang terbaik
untuk kehidupan itu sendiri. Hidup itu berarti merenungi bahwa suatu hari kita
akan mati, dan segala amalan kita akan dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Patut
dijadikan catatan, bahwa jasad yang hidup belum tentu memiliki ruh yang hidup.
Bisa jadi, seseorang masih hidup tapi nurani kehidupannya sudah mati saat
dengan snatainya dia menganiaya orang lain, melakukan tindak korupsi, bahkan
saat dia membuang sampah sembarangan. Filosofi hidup ini sangat sarat akan
makna individualisme yang artinya mengangkat kehidupan seseorang, memanusiakan
seorang manusia, memberikannya makanan kehidupan berupa semangat, nilai moral dan
tujuan hidup.
3. Tentang Bangsa
Manusia
selain sesosok individu, dia juga adalah makhluk sosial. Dia adalah komponen
penting dari suatu organisme masyarakat. Sosok individu yang agung, tapi tidak
mau menyumbangkan apa-apa apa-apa bagi masyarakatnya, bukanlah yang diajarkan
agama maupun pendidikan. Setiap individu punya kewajiban untuk menyebarkan
pengetahuannya kepada masyarakat, berusaha meningkatkan derajat kemuliaan
masyarakat sekitarnya, dan juga berperan aktif dalam dinamika masyarakat.
Siapakah masyarakat yang dimaksud disini? Saya setuju bahwa masyarakat yang
dimaksud adalah identitas bangsa yang menjadi ciri suatu masyarakat. Era
globalisasi memang mengaburkan nilai-nilai kebangsaan, karena segala sesuatunya
terasa dekat. Saat terjadi perang Irak misalnya, seakan-akan kita bisa melihat
Irak di dalam rumah. Tapi masalahnya, apakah kita mampu berperan aktif secara
nyata untuk Irak (selain dengan doa ataupun aksi)? Peran aktif kita dituntut
untuk masyarakat sekitar...dan siapakah masyarakat sekitar? tidak lain adalah
individu sebangsa.
BAB
III
KESIMPULAN
Pendidikan secara
luas adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan hidup. Pendidikan berbentuk
segala macam pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam
beraneka ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarangan,
kapan dan dimanapun dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi pada peserta didik.
Adapun
Pendidikan secara sempit adalah
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan Formal
dan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak didik yang diserahkan
kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap
hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Sedangkan
pendidikan secara alternatif adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan
yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa
yang akan datang.
DAFTAR ISI
Mudyaharjo,Redja
Pengantar Pendidikam, Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2002.
Ihsan,Puad,Drs.,H
Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta,PT
Pineke Cipta,2005.
Yahya,Murip,Drs
Pengantar Pendidikan ,Bandung,Prospect,2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar