BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menurut sejarahnya agama Majusi ini didirikan oleh
Zoroaster yang berasal dari Persia, Iran. Konon, agama ini dikenal sebagai
agama yang mempercayai satu Tuhan (monoteisme), yaitu tuhan kebaikan. Dalam
kepercayaan Majusi, tuhan kebaikan ini disebut dengan Ahura Mazda. Lawan dari
tuhan kebaikan adalah tuhan keburukan, yaitu Ahriman.
Menurut sebagian riwayat, Zoroaster (atau disebut
Zarathustra) adalah seorang yang sangat alim. Dialah pencetus ajaran
Zoroastrianisme yang dianut oleh bangsa Persia.
Dalam
kehidupan bangsa Persia, Zoroaster dianggap sebagai seorang tokoh penting dalam
sejarah Persia. Bahkan, ada pula yang menyebut dirinya seorang nabi. Namun,
terjadi perbedaan pendapat di kalangan sejarawan mengenai kehidupannya. Ia
diperkirakan hidup antara tahun 1700 SM, tetapi ada pula yang menyebutkan abad
ke-6 SM. Beberapa literatur menyebutkan, daerah tempat Zoroaster hidup
dikaitkan dengan Kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Cyrus Yang Agung pada
pertengahan abad ke-16 SM. Dalam masa dua abad kemudian, agama ini diterima oleh
Raja-Raja Persia dan memperoleh pengikut yang cukup banyak.
Sesudah kekaisaran Persia ditaklukkan oleh
Aleksander Yang Agung (Alexander The Great) pada akhir abad ke-4 SM, agama
Zoroaster mengalami kemunduran. Akan tetapi, pada masa Dinasti Sassanid (226
SM), agama Zoroaster diterima sebagai agama Resmi negeri Persia. Dan sesudah
ditaklukkan Arab pada abad ke-7 Masehi, sebagian besar penduduk Persia memeluk
agama Islam.
Sekitar abad ke-10,sebagian penganut agama Zoroaster
lari dari Iran ke Hormuz, sebuah pulau di teluk Persia. Dari sana, mereka dan
anak keturunannya pergi ke India dan mendirikan koloni (komunitas). Orang Hindu
menyebut mereka dengan Parsees, artinya orang yang berasal dari Persia. Hingga
kini, jumlah mereka mencapai 100 ribu orang. Mereka tinggal di India, terutama
di dekat Bombay. Zoroastrianisme sendiri tak lenyap seluruhnya di Iran. Hingga
kini, jumlah pengikutnya di Iran mencapai 20 ribu orang.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertian Agama
Majusi?
2.
Seperti Apa
Kitab-Kitab Agama Majusi?
3.
Golongan atau Aliran
Agama Majusi?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Mengetahui
Pengertian Agama Majusi.
2.
Mengetahui
Kitab-Kitab Majusi Untuk di Bedakan Dengan Kitab Suci Umat Islam.
3.
Mengetahui
Aliran-Aliran Dalam Agama Majusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN AGAMA MAJUSI
Majus (مجوس) adalah bentuk jamak dari majusi
(مَجُوسِيُّ) yang artinya ‘ orang-orang yang
menganut agama majusi’, dan agamanya disebut majusiyyah (مجوسية).
Dalam lisanul ‘arab dijelaskan bahwa menurut satu versi, majus
adalah nama satu generasi yang dikenal atau nama satu kabilah . menurut versi
lain, majus dalam bahasa persia adalah nama orang yaitu minj kusy yang
mempunyai arti ‘orang yang kecil kedua telinganya’.
Majusi adalah agama persia kuno. Dalam bahasa persia kuno
tersebut, mempunyai pendeta agama yang mereka sebut magu. Kata magu ini
kemudian berubah menjadi majus karena menjadi tulisan arab.dan dengan demikian,
ajaran pendeta
tersebut dinamakan Majusiyyah, sedangkan orangnya yaitu majusi..
nama lain dari agama persia kuno tersebut adalah Mazdaisme, yang mempunyai arti
‘ agama yang mengajatkan penyembahan terhadap Aura Mazda (Tuhan Mazda), dan
juga Zoroasterianisme atau agama Zoroaster, yakni agama yang diajarkan oleh Zoroaster.
Pada mulanya agaman majusi mengajarkan penyambahan
terhadap banyak dewa (politeisme). Kemudian muncul Zoroaster yang mengaku
mendapat tugas dari Ahura Mazda untuk memperbaiki moral masyarakat yang pada
saat itu telah menyembah dewa-dewa dan unsur alam lainya. Sejak saat itu agama
tersebut dianut oleh orang persia sampai bangsa persia ditaklukan oleh islam.
Dalam surat Al-hajj mengemukakan bahwa ada ada beberapa
kelompok dilihat dari segi keimananya, yaitu mukmin, yahudi, nasrani, sabiin
serta majusi. Tiga kelompok diatas jelas statusnya yaitu mereka termasuk ahli
kitab, karena mengakui risalah nabi muhammad. Sementara itu orang majusi dan
sabi’in statusnya tidak jelas, karena para ulama berbada pendapat tentang
masalah ini. mayoritas memandang mereka bukan sebagai ahli kitab, minoritas menganggap majusi adalah
sebagai ahli kitab.
Menurut al-Thabathabai, majusi dikenal sebagai
orang-orang yang beriman kepada Zardasyt dan kitab suci avesta. Namun tentang
sejarah dan masa munculnya tidak jelas, seolah-olah beritanya terputus.
Beliau menyatakan bahwa orang majusi kehilangan kitabnya pada saat kekuasaan
Alexander yang agung. Satu hal yang dapat diterima dari majusi adalah mereka
mengakui adanya dua kodrat yaitu kodrat kebaikan dan kodrat kejahatan, yazdan
dan ahriman atau cahaya dan kegelapan. As-Syahrastani juga menjelaskan
keterangan keyakinan dualisme tersebut dikalangan majusi. Sementara itu,
ar-Razimenerangkan bahwa orang-orang majusi pengikut mutanabbi’ (orang
yang mengklaim kenabian), bukan nabi yang sebenarnya.
Muhammad Rasyid Ridha menyebutkan mayoritas pendapat para
Ulama memendang orang-orang majusi sebagai ahli kitab dalam kewajiban membayar jizyah
(pajak) saja. Ia mengungkapkan bahwa sebutan musyrik tidak digunakan bagi
majusi. Al-Qur’an menyebutkan ahli kitab dan majusi adalah dua jenis yang
berlainan dan mengakibatkan perbedaan antara keduanya. Pengertian musyrik pada
masa turunya al-Qur’an adalah orang-orang yang tidak mempunyai al-kitab atau
menyerupai kitab, sedangkan orang-orang musyrik tidak mempunyainya bahkan
mereka tidak bisa menulis dan membaca. Tapi menurut Rasyid Ridha Majusi dan
Sabi’in mempunyai kitab, hanuya saja masanya sudah jauh berlalu dan bentuknya
sudah tidak diketahui lagi.
B. KITAB-KITAB MAJUSI
Kitab
dari agama Majusi adalah Avesta. Kitab ini terdiri dari 22 kitab dan dibagi
menjadi 5 bagian ;
1. Kitab Yusna
Kitab ini berisi nyanyian-nyanyian atau puji-pujian
(hymne) yang digunakan dalam acara pembaptisan pemeluk agam Majusi. Fasal 1-27 (pengantar), berisi tentang
minuman suci bernama Hooma. Minuman ini diminumkan pada orang yang dibaptis an
diiringi dengan puji-pujian dari Avesta.Kemudian fasal selanjutnya tentang
iman, dan fasal 28-54 berisi tentang wahyu yang diturunkan kepada Zoroaster,
dan fasal 55-72 berisi tentang Apera Yasno, yakni pujian bagi Ahuras, kodrat
Ghaib yang berpihak pada Ahura Mazda.
2. Kitab Vispered ( Kodrat-kodrat
terkemuka)
Kodrat-odrat
ghaib paling terkemuka, dan itu semua tunduk pada kodrat Tunggal yang maha
bijaksana, ( ahura Mazda), nyanyian permohonan dan keterangan tentang
kebaktian.
3. KitabVendidad ( hukum menentang
kodrat jahat)
Berisi
hukum-hukum agama dan tentangt kejadian alam semesta dan manusia. HUkum-hukum
bertolak dari inti ajaran yang utama yaitu perang terhadap kodrat-kodrat jahat,
da;lam rangka kebaktian terhadap Ahursa Mazda.
4. Kitab Yasht ( kisah-kisah Zoroaster)
Tentang
akhir alam semesta dan hari Pembalasan, dan kisah-kisah keagamaan lain.
5. Kitab Khorda Avesta
Avesta
kecil yang berisi nyanyian agama untuk amaln sehari-hari orang awam.
C. GOLONGAN ATAU ALIRAN MAJUSI
1. Aliran Zoroaster
Aliran
Zoroaster ini didirikan oleh seseorang yang bernama Zaradusta, lahir di
azerbeijan dari turunan suku medya
kira-kira tahun 523 sebelum masehi, di zaman pemerintahan Maharaja Darius I
yang terkenal itu.
Beliau
berdiam di negri Balkh, disanalah ia berhasil mendirikan agamanya ini.
Pengajarannya sebenarnya didirikan di atas faham Majusi yang lama juga, dengan
memberikan perombakan dan perobahan yang amat besar, mulai dari dasar
kepercayaan sampai kepada amal-amalannya.
Sebab
itulah orang mengannggap bahwa Zoroaster
tidak hanya merupakan suatu aliran, tetapi telah merupakan suatu agama yang
tersendiri, di tengah-tengah penganut majusi, dan zaradusyta sendiri dianggap
seolah-olah Nabi untuk mereka.diantara pengajaran Zoroaster :
a. Kepercayaan kepada tuhan
Bahwa
majusi mempunyai dua tuhan :Tuhan kebaikan (ahuramadza) dan tuhan kejahatan
(ahriman).
b. Kepercayaan kepada akhirat
Zoroaster mengajarkan juga kepercayaan tentang akhirat ia
mengatakan : bahwa manusia mengalami dua kali kehiduapan yang pertama ialah di
dunia, kehidupan yang kedua ialah sesudah mati yaitu akhirat.Nasib keadaaan
manusi di akhirat, bergantung kepada hasil amal perbuatannya selama hidup di
dunia.
c. Yang mempengaruhi keadaan manusi
Kedudukan manusia di dunia ini terletak diantara dua
pengaruh yang bertentangan yaitu pengaruh roh kebaikan dan pengaruh roh
kejahatan.
d. Cara hidup yang baik
Zoroaster mengajarkan
agar manusia hidup menurut ajarannya yang wajar : kawin dan
berketurunan, memelihara usaha penghidupan, pertaniaan dan peternakan menjaga
kesehatan dan menguatkan badan sehingga ajaran berpuasa tidak terdapat dalam
agama Zoroaster.
e. Jenazah dan Pemakaman
Apabila seseorang meninggal dunia ,sampai tiga hari lamanya,
nyawanya belum pergi jauh dari dekat tubuhnya.Zoroaster mengajarkan, bahwa
empat jenis unsure alam adalah suci yaitu : air, tanah,udara dan api.oleh karena
itu mayat tidak boleh di bakar, tidak boleh di hanyutkan, tidak boleh
dikuburkan,tidak boleh diletakan saja di lapangan terbuka, maka mereka membuat
menara besar tinggi tidak beratap, mayat-mayat itu di letakan berjejer dalam
gedung itu.
2. Aliran Manu
Majusi
aliran manu didirikan oleh seseorang yang bernama MANI, lahir kira-kira 216 M.
Agama ini mempunyai pengikut yang banyak juga, tidak saja di negeri persia,
tetapi juga di beberapa negeri lainnyadi Asia ,bahkan pada masa belakangan
terdapat juga penganutnya di eropa.di antara pengajaran
Manu:
a.
Tentang baik dan buruk
Kalau Zoroaster
berpendapat bahwa alam ini adalah alam kebaikan, karena akhirnya Tuhan
kebaikanlah yang menang atas roh kejahatan,karena itu hendaklah manusia
menolong Tuhan kebaikan dengan jalan berbuat baik.
Tetapi manu
berpendapat bahwa pencampuran baik dan buruk yang terjadi di dunia, itulah yang
menimbulkan keburukan,dan itulah keburukan, sebab itu manusia harus melepaskan
diri dari pencampuran baik dan buruk itu.
b.
Anjuran menghentukan perkawinan
Selama
dunia ini masih terus berkembang, maka pencampuran baik dan buruk akan terus
pula ada, dan kejahatan akan terus ada, alam dunia ini terus berkembang selama
manusia masih berkembang dan berketurunan,maka supaya alam ini cepat berakhir,
hendaklah manusia menghentikan turunannya,dengan menghentikan perkawinan.
c.
Hidup Zuhud dan menjauhi kesenangan dunia
Dia juga
mengajarkan agar pengikutnya menjauhi kesenangan-kesenangan hidup duniawi. Dia
melarang mereka menyemblih binatang dan makan daging.
d.
‘Ibadat
Dalam agama majusi
aliran manu ini terdapat juga ‘ibadat yang penting bagi mereka yaitu sembahyang
dan puasa.
Sebelum sembahyang
disuruh mengusap anggota badan dengan air, kemudian berdiri menghadap matahari,
lalu bersujud. Dalam tiap kali sembahyang ada dua belas kali sujud,pada tiap
sujud dilakukan doa,mereka berpuasa 7 hari dalam sebulan.
3. Aliran
Mazdak
Suatu
aliran majusi yang aneh dan pernah menggemparkan di negeri persia ialah aliran
mazdak.
Aliran ini
didirikan oleh seorang yang bernama mazdak. Ia dilahirkan kira-kira tahun 487
Masehi di negeri naisabur persia.diatara pengajarannya :
Tentang
hak milik
Ia berpendapat
bahwa seluruh manusia dilahirkan dengan keadaan yang sama,maka hendaklah mereka
hidup dalam persamaan.
Ia tidak menyukai
adanya perselisihan dan perbantahan serta peperangan dalam kalangan manusia.
Menurut
pendapatnya,bahwa perselisihan dan persengketaan dalam kalangan manusia, hanya
karena dua perkara saja:
Pertama : karena
harta
Kedua : karena
wanita
Untuk menghilangkan
perselisihan dan persengketaan dalam kalangan manusia, maka kedua barang itu
hendaklah dijadika milik bersama.
Manusia berserikat
dalam memilikinya seperti kesamaan mereka dalam memiliki air, dan rumput.
Ia mengatakan,
bahwa tuhan telah menjadikan semua rizki ini untuk semua manusia agar dibagikan
kepada segenap hambanya dengan persamaan
4. Aliran
Tsanwiyah
Kata-kata
Tsanwiyah artinya serba dua, kalimat ini bahasa arab ditujukan kepada para
penganut Majusi asli, yaitu yang sangat yakin tentang adanya tuhan, ahuramazda
dan ahriman.
IBADAT TSANWIYAH
Umumnya
orang majusi mempergunakan api sebagai lambang daripada Tuhan. sebab itulah
mereka menyembah api. Selain menyembah api, orang majusi Tsanwiyah terdapat
juga yang menyembah patung-patung berhala.
5. Aliran
Di shaniyah ( bardaisan ).
Dishaniyah
suatu aliran majusi yang lahir diluar negeri persi. Didirikan oleh seorang
bangsa siryani ( sirya ), bernama bardaishan atau ibnu dishan meninggal pada
tahun 222 M. Sebenarnya dishan adalah nama bagi sebuah sungai di daerah tempat
lahir bardaishan. sehingga nama daerah itupun telah menjadi sebutan untuk
dirinya.
UNSUR ALIRAN DAN
AJARANNYA.
Aliran dishaniyah
ini adalah perpaduan dari dua unsur,yaitu ajaran majusi Tsanwiyah dan
ajaran-ajaran nasrani.
Perbedaannya dengan
agama-agama yang lain, dia tidak percaya kepada akhirat, tidak percaya bahwa
manusia akan dihidupkan kembali di akhirat sesudah mati di dunia ini.
Pelajaran
dishaniyah ini lama juga berkembang, sampai ke zaman datangnya agama Islam.
Dalam zaman perkembangan Islam, masih ada juga yang mengikuti faham ini,
walaupun tidak banyak.
6. Tentang Faham
Zindiq
Walaupun
faham zindiq ini bukan merupakan suatu aliran agama majusi, perlu juga kita
mengetahuinya.
Kata-kata
zindiq terambil dari bahasa persia “Zandakar” yang diuacapkan dalam lidah arab
:zindiq.
Kalimat
ini ditujukan kepada suatu golongan orang-orang majusi yang menganut faham bahwa ‘alam ini akan
kekal buat selama-lamanya dan zaman yang beredar ini tiada akan berakhir hanya
terus tiada ujungnya.
PERBANDINGAN
Apabila di
perhatikan semua aliran Majusi itu, yang hampir mendekati kepada agama samawy,
mirip dengan sebuah agama hanyalah aliran zoroaster.
Ciri-ciri bentuk
sebuah agama memang terdapat lebih nyata di dalamnya :
a.
Mempunyai ajaran kepercayaan kepada yang mahakuasa.
b.
Adanya ajaran ibadat dan pemujaan.
c.
Mempunyai hukum-hukum serta syariat tertentu dan aturan
akhlak.
d.
Mempunyai kitab suci sendiri.
Dipandang dengan
kacamata Islam, ada ajaran akhlak zoroater yang dapat dianggap baik, dimana ia
menunjukkan seseorang yang harus membuat dirinya menjadi orang baik. Supaya
orang menjadi baik, hendaklah dia berpikiran yang baik, berkata yang baik dan
berbuat baik.
Adapun upacara
keagamaannya yang lain, seperti ibadahnya, memakai wasilah api, walaupun ia
menyatakan bahwa Tuhan yang mutlak mahakuasa hanya satu, tetapi dalam pandangan
Islam ia masih tetap pada perbuatan yang musyrik.
BAB III
KESIMPULAN
Majusi merupakan
satu agama persia kuno,yang mempunyai
pendeta agama yang mereka sebut magu. Kata magu ini kemudian berubah
menjadi majus karena menjadi tulisan arab.dan dengan demikian, ajaran pendeta
tersebut dinamakan Majusiyyah, sedangkan orangnya yang mengikuti ajaran
majusiyah disebut majusi.. nama lain dari agama persia kuno tersebut
adalah Mazdaisme,yang mempunyai arti agama yang mengajatkan penyembahan
terhadap Aura Mazda (Tuhan Mazda), dan juga Zoroasterianisme atau agama
Zoroaster, yakni agama yang diajarkan oleh Zoroaster.
Adapun
Kitab-Kitab dari agama Majusi adalah Avesta. Kitab ini terdiri dari 22 kitab
dan dibagi menjadi 5 bagian yaitu; kitab yusna,kitab Vispered,KitabVendidad,K itab
Yasht,Kitab Khorda Avesta.
Agama
Majusi pun terbagi kedalam beberapa aliran atau golongan diantaranya :Aliran
Zoroaster,Aliran Manu,Aliran Mazdak,Aliran Tsanwiyah, Aliran Di shaniyah.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim Agus, Perbandingan
Agama, (Bandung :Cv Diponogoro 2006)
Bustami Ibrahim, Ikhtisar
Agama-Agama Besar Di Dunia (Medan :Cv.Penyedar 2002)
Ahmad Salabi, Agama
Majusi,(Jakarta : Jaya murni 2005)
tulisan yang sangat menarik
BalasHapus